Senin, 29 Oktober 2018

cerpen kehidupan santriwati


SOLIDARITAS KEHIDUPAN SANTRI
Hanya santri yang tau
Sore itu, dengan suasana seperti biasa, yang ada hanyalah teriakan-teriakan yang di lecitkan para santri yang merindukan tempat tinggalnya, tetapi. Suasana berubah seketika, air keran di pondok kami tidak menyala, yah.... Hal yang biasa bagi kami, tapi resah juga di hati, para santri pun goes to ngangsu (mandi) ke rumah tetangga, untung aku cerdik, aku diam diam menyelinap mandi di kamar mandi pondok, dg suasana kamar mandi yang sepi dan tak berpenghuni, menurutku itu hal yang licik sih, tapi yah mau bagaimana lagi, kalo kata kami sih “keadaan mendesak gess hhh...”

Tapi . Pada saat itu pula dari kejauhan datanglah seorang santriwati baru, bersama dengan ibu dan entah siapalah aku tak tahu. Hal yang mendadak, dalam kaadaan yang mendesak kamipun langsung memilih dan memilah kamar_kamar yang masih kosong untuk sntri baru tersebut, akhirnya kita menemukan kamarnya dan langsung membersihkannya dengan sangat terburu buru,” untung untung klo kamarnya bersihkan dia betah dan nyaman di pondok kami”, dia pun datang, detik-detik pertama dia di tinggal ibunya air mata mengucur deras di pipinya bagaikan sebuah air terjun yang mengalir menugu dermaga cinta air mata ini mengalir dari dalam kelopak mata menuju pori-pori pipinya yang indah

Yah, dan keesokan harinya, di pagi hari yang mulanya biasa-biasa saja menjadi luarbiasa, dia menangis, sebenarnya nggak serem sih tapi yang membuatnya jadi serem adalah, dia menangis di pojokan, nggk mau di ganggu, dan yang parahnya lagi, saat aku (kopip) mau memegang tangan dan kakinya dia ketakutan setengah mati dan hal itu membuat santriwati yang lain menjadi takut denganku, dan ilfil juga lah diriku ini J dia lebih memilih untuk menyingkirkan tangan dan kakinya “hmmmmm.... FenomenaJ

Katanya, dulu saat dia di pondok lama nya dia sering melihat barang yang tak kasat mata “ iiiih serrreem” hal itu membuatku merasa, yaaahhh... Agak ngeri sih. Hari demi hari berlalu, di penuhi dengan tangis pilu santriwati baru, pada malam hari, tepat pada malam jumat waktu bagi para santriwati untuk lalaran mufrodat sekaligus sholat khajat berjamaah, sebelum rutinitas tersebut di mulai, insiden baru terjadi, dia kembali mengeluarkan air matanya dan yang lebih menakutkannya lagi, selain tidak mau di sentuh, dia hanya fokus pada 1 titik (luar asrama) hal itu membuat semua orang ketakutan , untunglah hal itu tidak berlangsung lama . “syukurlah”ucapku dalam hati, dan lalaran pun berjalan dengan semestinya, hari lama pun berganti dengan hari baru yang lebih istimewa bagi santri, cerita mistis tentang dia berganti dengan cerita baru yang seru....

Pada hari senin 15 oktober lalu, waktu pagi dini hari , lebih tepatnya sekitar jam 4 pagi waktu subuh, waktu bagi santriwati untuk berhenti menghitung bintang  dan bergegas untuk jamaah subuh. Singkat waktu, jamaah subuh selesai dan wirid-wirid untuk memohon dan memuji tuhanpun di bacakan , seluruh santriwati ikut melantunkannya, dan acara wirid berganti dengan istighosah, yah dan inilah hal yang paling ku tunggu-tunggu, delapan dari sepuluh santriwati kembali menghitung bintang yang berkerlap kerlip di angkasa, pada akhirnya yang bertahan dalam istighosah dengan ibu hanya tiga atau empat santriwati, istighotsahpun berjalan dengan hening dan sunyi dan hanya ada suara ibu dan sisa sisa santriwati yang masih terjaga, pagi yang tenang dan damai...

Pada saat pertengahan istighosah tiba-tiba dari sisi kiri ada yang memanggilku dengan denyutan suara yang sangan pelan  “kop kop” seketika itu aku langsung menolehnya dengan dada yang dag dig dug dan berucap “ dalem mbg” orang yang memanggilku pun berkata “niku seng tilem saman gugah, Kengken istighosah” aku menyahutnya dengan anggukan yang pelaaaan, sambil tersenyum aku menoleh ke sisi kiri dan kananku, bak seperti sebuah tarian mereka mengangguk-angguk secara bergantian, aku mencoba menahan tawa yang mau melompat dari dalam mulutku......

Tetapi aku tetap membangunkan mereka karena ini termasuk amanah bagiku, aku membangunkannya satu persatu, saat santriwati di sebelah kiriku sudah terbangun aku pindah ke sisi kananku, dan saat itu dari sisi kanan aku kembali menoleh ke sisi kiriku, TERNYATA, saat yang di sisi kiriku membuka matanya di saat itu pula di sisi kananku kembali menghitung bintangnya..hufff.. indahnya suasana ini, lautan tarian dan syurga bagi santriwati



Istighosah pun brakhir dan berganti dengan mengaji kitab di pagi hari, hal ini membuat para santriwati terbangun dari alamnya . mengajipun di mulai, yah, dan pada saat itu ada satu fenomena yang sangat indah dari seorang santriwati pada saat itu pula salah seorang guru tengah menerangkan tentang isi dari sebuah hadist ada seorang santriwati yang menjadi sorotan mata para santriwati yang lain, sutek namanya, cantik parasnya, tukang tidur orangnya, suka ngelindor hobinya

Yah Sutek. Pagi itu waktu bagi kami untuk memperhtikan guru kami yang sedang menerangkan tentang larangan untuk tidur setelah subuh, yang menurut guruku membuat fakir ilmu tapi hal itu tidak berpengaruh bagi sutek, dia tetap saja mencari peluang untuk menghitung bintang di angkasa, dan yang paling bikin gereget lagi adalah saat dia sedang indah menghitung bintang pada saat itu pila dia mengeluarkan suara indahnya, yang keluar secara tiba tiba .

“ suara yang sangat merdu” ucap salah seorang santriwati di sebelahnya, suara itu membuat para santri yang lain menoleh ke arahnya, dengan raut wajah dan ekspresi yang penuh dengan kekesalan, banyak yang menggerutu karenanya, dan ada juga yang bilang “golengno ae” ada yang lebih kejam “keplak.en ae” bahkan ada yang lebih sadis lagi “setrumen hak mentereng motone JJJ” sungguh kejam

Yaa yaaa yaa, aku pun ikut kesal dan marah melihat situasi itu, tetapi sutek tetap mampu bertahan menghitung bintang  sampai acara pengajian selesai, sungguh terlalu....... dan acara pengajian berlalu sutekpun pindah masuk ke dalam asramanya, asrama aisyah namanya, dan lagi, sutek kembali lelap dalam alam mimpi , seluru santriwati yang ada di dalam asrama aisyah marah padanya, satu persatu dari santriwati yang ada dalam asrama itu  mengeluarkan pidato andalan mereka, dengan judul yang sama semua “AMARAH PADA SUTEK”J dengan satu fokus pada seorang pendengar setia



Hal yang paling bikin greget dari sutek adalah dia sama sekali tidak mendengarkan pidato yang di lantunkan para santriwati penghuni asrama aisyah, sama seperti apa yang di katakan para pepatah zaman dulu “masuk kuping kiri keluar kuping kanan”LL  dia hanya tersenyum dan diam, kadang-kadang dia juga membantah dengan mengeluarkan kata kata mutiaranya, sungguh fenomena santriwati yang indah, “pertama kali hinggap di persinggahan baru, dengan suasana baru, sifat-sifat baru pula” kataku nyeletuk

Tapi di balik cerita mengesalkan sekaligus keseruan tentang sutek ada juga keseruan kami santriwati roudlotul muta’abbidin tentang kebiasaan rutinitas keseharian kami

Biasanya setiap pagi hari setelah mengaji setiap asrama pasti ada tugas piket untuk membersihkan asrama, dan ketepatan hari minggu adalah tugasku untuk membersihkan asrama dari hal itulah aku belajar untuk disiplin, bertanggung jawab, dan menjadi orang yang dapat di percaya bagi orang lain, dan terkadang saat tugasku berlangsung membuatku lupa waktu untuk mandi dengan sesegera mungkin aku langsung lari menuju kamar mandi untuk mencari antrian untuk mandi, dan sialnya lagi seluruh kola yang ada telah penuh, di penuhi mahluk-mahluk yang sedang membersihkan dirinya

Tapi hal itu membuatku belajar tentang kesabaran, ada juga santriwati yang bercerita tentang dirinya saat dia enak-enak mau ketemu dengan seseorang eeeeh malah FASHOLATAN (fas ketemuan malah konangan) “kaciaaaan hhhh” kataku dalam hati... tapiii seluruh santriwati kami pasti menyukai KAYLANI (kamis malem jumat kita ketemu lagi) maksudnya yaaah kan kalau kamis malam jumat kan hari libur dan bisa menjadi kesempatan bagi santri untuk mengabari yang di sana supaya datang ke pondok (orang tua maksudnyaJ)

Bilang ke dilan mileamu tak secantik santriwatiku saat menghitung bintang
Don’t judge a book by the covver
“just be quotes”
28 Oktober 2018