SOLIDARITAS
KEHIDUPAN SANTRI
Hanya santri
yang tau
Sore itu,
dengan suasana seperti biasa, yang ada hanyalah teriakan-teriakan yang di
lecitkan para santri yang merindukan tempat tinggalnya, tetapi. Suasana berubah
seketika, air keran di pondok kami tidak menyala, yah.... Hal yang biasa bagi
kami, tapi resah juga di hati, para santri pun goes to ngangsu (mandi) ke rumah
tetangga, untung aku cerdik, aku diam diam menyelinap mandi di kamar mandi
pondok, dg suasana kamar mandi yang sepi dan tak berpenghuni, menurutku itu hal
yang licik sih, tapi yah mau bagaimana lagi, kalo kata kami sih “keadaan
mendesak gess hhh...”
Tapi . Pada saat
itu pula dari kejauhan datanglah seorang santriwati baru, bersama dengan ibu
dan entah siapalah aku tak tahu. Hal yang mendadak, dalam kaadaan yang mendesak
kamipun langsung memilih dan memilah kamar_kamar yang masih kosong untuk sntri
baru tersebut, akhirnya kita menemukan kamarnya dan langsung membersihkannya
dengan sangat terburu buru,” untung untung klo kamarnya bersihkan dia betah dan
nyaman di pondok kami”, dia pun datang, detik-detik pertama dia di tinggal
ibunya air mata mengucur deras di pipinya bagaikan sebuah air terjun yang
mengalir menugu dermaga cinta air mata ini mengalir dari dalam kelopak mata
menuju pori-pori pipinya yang indah
Yah, dan
keesokan harinya, di pagi hari yang mulanya biasa-biasa saja menjadi luarbiasa,
dia menangis, sebenarnya nggak serem sih tapi yang membuatnya jadi serem
adalah, dia menangis di pojokan, nggk mau di ganggu, dan yang parahnya lagi,
saat aku (kopip) mau memegang tangan dan kakinya dia ketakutan setengah mati
dan hal itu membuat santriwati yang lain menjadi takut denganku, dan ilfil juga
lah diriku ini J dia
lebih memilih untuk menyingkirkan tangan dan kakinya “hmmmmm.... FenomenaJ”
Katanya, dulu
saat dia di pondok lama nya dia sering melihat barang yang tak kasat mata “
iiiih serrreem” hal itu membuatku merasa, yaaahhh... Agak ngeri sih. Hari demi
hari berlalu, di penuhi dengan tangis pilu santriwati baru, pada malam hari,
tepat pada malam jumat waktu bagi para santriwati untuk lalaran mufrodat
sekaligus sholat khajat berjamaah, sebelum rutinitas tersebut di mulai, insiden
baru terjadi, dia kembali mengeluarkan air matanya dan yang lebih menakutkannya
lagi, selain tidak mau di sentuh, dia hanya fokus pada 1 titik (luar asrama)
hal itu membuat semua orang ketakutan , untunglah hal itu tidak berlangsung
lama . “syukurlah”ucapku dalam hati, dan lalaran pun berjalan dengan
semestinya, hari lama pun berganti dengan hari baru yang lebih istimewa bagi
santri, cerita mistis tentang dia berganti dengan cerita baru yang seru....
Pada hari senin
15 oktober lalu, waktu pagi dini hari , lebih tepatnya sekitar jam 4 pagi waktu
subuh, waktu bagi santriwati untuk berhenti menghitung bintang dan bergegas untuk jamaah subuh. Singkat
waktu, jamaah subuh selesai dan wirid-wirid untuk memohon dan memuji tuhanpun
di bacakan , seluruh santriwati ikut melantunkannya, dan acara wirid berganti
dengan istighosah, yah dan inilah hal yang paling ku tunggu-tunggu, delapan
dari sepuluh santriwati kembali menghitung bintang yang berkerlap kerlip di
angkasa, pada akhirnya yang bertahan dalam istighosah dengan ibu hanya tiga
atau empat santriwati, istighotsahpun berjalan dengan hening dan sunyi dan
hanya ada suara ibu dan sisa sisa santriwati yang masih terjaga, pagi yang
tenang dan damai...
Pada saat
pertengahan istighosah tiba-tiba dari sisi kiri ada yang memanggilku dengan
denyutan suara yang sangan pelan “kop
kop” seketika itu aku langsung menolehnya dengan dada yang dag dig dug dan
berucap “ dalem mbg” orang yang memanggilku pun berkata “niku seng tilem saman
gugah, Kengken istighosah” aku menyahutnya dengan anggukan yang pelaaaan,
sambil tersenyum aku menoleh ke sisi kiri dan kananku, bak seperti sebuah
tarian mereka mengangguk-angguk secara bergantian, aku mencoba menahan tawa
yang mau melompat dari dalam mulutku......
Tetapi aku
tetap membangunkan mereka karena ini termasuk amanah bagiku, aku
membangunkannya satu persatu, saat santriwati di sebelah kiriku sudah terbangun
aku pindah ke sisi kananku, dan saat itu dari sisi kanan aku kembali menoleh ke
sisi kiriku, TERNYATA, saat yang di sisi kiriku membuka matanya di saat itu
pula di sisi kananku kembali menghitung bintangnya..hufff.. indahnya suasana
ini, lautan tarian dan syurga bagi santriwati
Istighosah pun
brakhir dan berganti dengan mengaji kitab di pagi hari, hal ini membuat para
santriwati terbangun dari alamnya . mengajipun di mulai, yah, dan pada saat itu
ada satu fenomena yang sangat indah dari seorang santriwati pada saat itu pula
salah seorang guru tengah menerangkan tentang isi dari sebuah hadist ada
seorang santriwati yang menjadi sorotan mata para santriwati yang lain, sutek
namanya, cantik parasnya, tukang tidur orangnya, suka ngelindor hobinya
Yah Sutek. Pagi
itu waktu bagi kami untuk memperhtikan guru kami yang sedang menerangkan
tentang larangan untuk tidur setelah subuh, yang menurut guruku membuat fakir
ilmu tapi hal itu tidak berpengaruh bagi sutek, dia tetap saja mencari peluang
untuk menghitung bintang di angkasa, dan yang paling bikin gereget lagi adalah
saat dia sedang indah menghitung bintang pada saat itu pila dia mengeluarkan
suara indahnya, yang keluar secara tiba tiba .
“ suara yang
sangat merdu” ucap salah seorang santriwati di sebelahnya, suara itu membuat
para santri yang lain menoleh ke arahnya, dengan raut wajah dan ekspresi yang
penuh dengan kekesalan, banyak yang menggerutu karenanya, dan ada juga yang
bilang “golengno ae” ada yang lebih kejam “keplak.en ae” bahkan ada yang lebih
sadis lagi “setrumen hak mentereng motone JJJ” sungguh kejam
Yaa yaaa yaa,
aku pun ikut kesal dan marah melihat situasi itu, tetapi sutek tetap mampu
bertahan menghitung bintang sampai acara
pengajian selesai, sungguh terlalu....... dan acara pengajian berlalu sutekpun
pindah masuk ke dalam asramanya, asrama aisyah namanya, dan lagi, sutek kembali
lelap dalam alam mimpi , seluru santriwati yang ada di dalam asrama aisyah
marah padanya, satu persatu dari santriwati yang ada dalam asrama itu mengeluarkan pidato andalan mereka, dengan
judul yang sama semua “AMARAH PADA SUTEK”J dengan satu fokus pada seorang pendengar setia
Hal yang paling
bikin greget dari sutek adalah dia sama sekali tidak mendengarkan pidato yang
di lantunkan para santriwati penghuni asrama aisyah, sama seperti apa yang di
katakan para pepatah zaman dulu “masuk kuping kiri keluar kuping kanan”LL dia hanya tersenyum dan
diam, kadang-kadang dia juga membantah dengan mengeluarkan kata kata
mutiaranya, sungguh fenomena santriwati yang indah, “pertama kali hinggap di
persinggahan baru, dengan suasana baru, sifat-sifat baru pula” kataku nyeletuk
Tapi di balik
cerita mengesalkan sekaligus keseruan tentang sutek ada juga keseruan kami
santriwati roudlotul muta’abbidin tentang kebiasaan rutinitas keseharian kami
Biasanya setiap
pagi hari setelah mengaji setiap asrama pasti ada tugas piket untuk
membersihkan asrama, dan ketepatan hari minggu adalah tugasku untuk
membersihkan asrama dari hal itulah aku belajar untuk disiplin, bertanggung
jawab, dan menjadi orang yang dapat di percaya bagi orang lain, dan terkadang
saat tugasku berlangsung membuatku lupa waktu untuk mandi dengan sesegera
mungkin aku langsung lari menuju kamar mandi untuk mencari antrian untuk mandi,
dan sialnya lagi seluruh kola yang ada telah penuh, di penuhi mahluk-mahluk
yang sedang membersihkan dirinya
Tapi hal itu
membuatku belajar tentang kesabaran, ada juga santriwati yang bercerita tentang
dirinya saat dia enak-enak mau ketemu dengan seseorang eeeeh malah FASHOLATAN (fas
ketemuan malah konangan) “kaciaaaan hhhh” kataku dalam hati... tapiii seluruh
santriwati kami pasti menyukai KAYLANI (kamis malem jumat kita ketemu lagi)
maksudnya yaaah kan kalau kamis malam jumat kan hari libur dan bisa menjadi
kesempatan bagi santri untuk mengabari yang di sana supaya datang ke pondok
(orang tua maksudnyaJ)
Bilang
ke dilan mileamu tak secantik santriwatiku saat menghitung bintang
Don’t
judge a book by the covver
“just
be quotes”
28
Oktober 2018
Bagus
BalasHapusthanks lurd
HapusLoh iku ora ngne ta...... mlbu kuping tengen metu kuping kiwo
BalasHapussami mawon tpi tilek bahasa sg lebih efisien..hhhh
HapusExcelent
BalasHapus:) thanks thanks thanks
Hapusgood enoughπππππ
BalasHapusthanks
Hapus